Entri Populer

Kamis, 19 Januari 2012

menulis cerita


DESA GADING
Oleh: Sartini dede Irawati

Gading adalah nama sebuah desa di Pulau Kundur, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Nama Desa Gading berasal dari nama sebuah benda yang terbuat dari kayu, bengkok bentuknya dan digunakan sebagai pembentuk badan kapal. Dahulunya, Desa Gading merupakan daerah pendistribusian gading. Benda ini diangkut ke luar daerah melalui pantai yang ada di Desa Gading. Karena daerah tersebut sering digunakan untuk pendistribusian gading, maka daerah tersebut dinamakan Desa Gading. 
Penduduk Desa Gading mayoritas bersuku Melayu. Melayu merupakan suku asli Desa Gading. Mereka bekerja sebagai nelayan, petani dan memanfaatkan hasil alam seperti batu dan pasir. Para nelayan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menangkap ikan di laut. Para petani memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berkebun durian, rambutan, rambai, manggis, cempedak, dan sebagainya. Selain itu mereka juga berladang seperti menanam jagung, cabai, sawi dan berbagai jenis sayuran lainnya.
Di Desa Gading terdapat banyak batu besar dan pasir. Batu besar dan pasir tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk diolah secara tradisional. Masyarakat setempat menyebut proses pengolahan itu dengan sebutan mengetok batu. Batu besar diolah menjadi kerikil kemudian kerikil digunakan masyarakat sebagai bahan dasar bangunan. Namun, ada juga yang menjualnya ke luar Kundur. Berbeda dengan pasir yang hanya dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Pasir tidak dijual ke luar Kundur karena jumlahnya yang terbatas dan hanya cukup untuk kebutuhan masyarakat sekitar.
Desa Gading terkenal dengan keindahan alamnya. Di desa ini terdapat sebuah bukit dan terhampar luas sebuah pantai. Karena terletak di Desa Gading, maka nama bukit dan pantai itu adalah Bukit Gading dan Pantai Gading.
Bukit dan Pantai Gading merupakan objek wisata di Pulau Kundur. Bukit Gading merupakan bukit yang ditanami pepohonan rindang, menjulang, dan berusia puluhan tahun. Pepohonan yang ditanami tersebut adalah pohon durian, pohon mangga, pohon rambutan, dan manggis. Pada saat pepohonan tersebut berbuah dan musim panen tiba, Bukit Gading akan ramai dikunjungi oleh masyarakat luar Desa Gading. Mereka mengunjungi Bukit Gading untuk membeli buah-buahan tersebut langsung dari pemiliknya. Selain mendapat buah yang segar, harga yang ditawarkan pun lebih murah dibandingkan dengan harga buah yang sudah dijual di pasar.
Selain terkenal dengan bukitnya, Gading juga terkenal dengan keindahan pantainya. Pantai Gading terletak di lereng Bukit Gading. Karena hal itu, untuk menuju Pantai Gading, harus melintasi Bukit Gading. Melintasi Bukit Gading dengan cara mendaki bukit menggunakan tangga beton. Tangga beton tersebut sengaja dibuat oleh masyarakat sekitar untuk memudahkan pendaki. Jika tidak menggunakan tangga, maka akan sangat sulit untuk menuju pantai karena bukit tersebut tanahnya sangat licin dan terjal.
Setelah melintasi Bukit Gading, akan ditemukan Pantai Gading yang terhampar luas. Dari pantai ini terlihat banyak kapal berlayar menuju pulau-pulau yang terletak tidak jauh dari Pulau Kundur. Ciri khas pantai ini adalah terdapat tumpukan batu-batu besar di sepanjang pantai. Batu-batu yang bertumpuk dengan berbagai ukuran. Batu-batu ini akan terlihat semakin membesar dalam kurun waktu yang lama. Masyarakat setempat meyakini bahwa batu-batu tersebut adalah batu hidup. Namun pada dasarnya batu itu tidaklah hidup. Batu itu muncul ke permukaan karena erosi yang terjadi di pinggir pantai.
Pantai Gading terkenal dengan tangga keramat. Tangga tersebut adalah tangga beton berwarna kuning, berpagar beton, tinggi sekitar 5 meter, lebar sekitar 1,5 meter, dan terletak tidak jauh dari bibir Pantai Gading. Karena masih terletak di kawasan Desa Gading, maka tangga keramat ini dinamakan Tangga Keramat Gading. Tangga ini disebut keramat karena memiliki keanehan atau kejanggalan. Keanaehan tersebut terjadi pada jumlah anak tangga. Cara mengetahui keanehan tersebut adalah dengan cara menghitung jumlah anak tangga saat naik dan saat turun. Jumlah anak tangga jika dihitung saat naik akan berbeda dengan  jumlah hitungan saat turun. Jumlah anak tangga keramat itu jika dihitung pasti berubah jumlahnya. Artinya, setiap orang yang telah menghitung anak tangga tersebut pasti menyebutkan jumlah yang berbeda-beda.
Tangga Keramat Gading merupakan media untuk menuju kuburan keramat yang teletak di atas Bukit Gading. Kuburan Keramat terletak di dalam sebuah cungkup. Cungkup adalah sebuah gubuk kecil beratap dan di dalamnya terdapat kuburan. Di dalam cungkup tersebut terdapat dua kuburan yang dikeramatkan oleh masyarakat Desa Gading. Kedua kuburan itu terpisah namun berdekatan.
Menurut mitos, kuburan keramat yang berada di dalam cungkup itu adalah kuburan seorang Raja Melayu dan Panglimanya yang tidak diketahui secara pasti namanya. Namun, kuburan yang paling dikeramatkan oleh masyarakat Desa Gading adalah kuburan Raja Melayu. Untuk menghormati Sang Raja, pada bagian tengahnya dibuat sesuatu menyerupai dinding tembok beton setinggi 150 cm dan lebar 15 cm. Dinding tembok tersebut dijadikan sebagai nisan. Seluruh bagian itu dibaluti kain berwarna kuning. 
Kuburan keramat dijaga oleh seorang juru kunci. Juru kunci tersebut ditugaskan untuk menjaga dan merawat kuburan keramat. Hal ini dilakukan agar kuburan tersebut terpelihara dengan baik. Juru kunci ini bertempat tinggal tidak begitu jauh dari kuburan keramat. Namun, ia tidak berada setiap saat di kawasan kuburan keramat. Ia selalu mengunci cungkup saat tidak berada di lokasi. Hal ini penting dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di dalam cungkup tersebut.
Selain menjaga kuburan keramat, juru kunci juga menjaga dan merawat kuburan-kuburan tua yang ada di sekitar cungkup. Juru kunci selalu membersihkan wilayah pemakaman tersebut karena wilayah ini sudah digunakan sebagai tempat pemakaman umum oleh masyarakat Desa Gading.
Kuburan Keramat merupakan kuburan yang diyakini memiliki kekuatan ghaib dan dijadikan sebagai tempat persemedian. Persemedian dilakukan untuk meminta semacam keberuntungan serta mendapatkan petunjuk atau wangsit. Biasanya, kegiatan ritual semacam ini dilakukan pada malam selasa dan malam jumat. Malam selasa dan malam jumat diyakini sebagai malam bergentayangannya makhluk ghaib. Malam-malam tersebut merupakan malam yang sakral bagi para pemuja atau bagi orang yang melakukan semedi.
Semedi dilakukan dengan membawa berbagai perlengkapan. Perlengkapan tersebut terdiri atas kemenyan/dupa dan beberapa jenis bunga (kembang). Ada beberapa hal yang sering dilakukan saat bersemedi. Pertama, menaburkan beberapa jenis bunga (kembang) pada kuburan tersebut layaknya sedang berziarah. Kedua, membakar kemenyan/dupa. Terakhir, bersemedi sambil membaca sejenis mantera dan menunggu datangnya wangsit.
Begitulah cerita tentang Tangga Keramat Gading. Sampai saat ini misteri Tangga Keramat Gading belum terpecahkan dan masih menjadi hal tabu bagi masyarakat Desa Gading dan para pengunjung. Oleh karena itu, masih banyak orang yang terus menghitung jumlah anak Tangga Keramat Gading bahkan hingga berulang kali. Hal ini dilakukan karena rasa penasaran yang teramat besar. 


RIWAYAT HIDUP 
Sartini Dede Irawati adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Lahir di Saka Kuali pada 18 Juli 1990 yaitu anak dari pasangan Bambang Irawan dan Jumaatin. Saudara pertama penulis bernama Eka Gusbawanti dan adik penulis bernama Oksa Tigirti. Penulis tinggal di Tanjung Sari Qauman, Tanjungbatu, Kabupaten Karimun. Penulis menjalani pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 023 Bente pada 1997-2001 dan menyelesaikan pendidikan
tersebut di SDN 027 Parit Panyirok pada 2001-2003. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah di SMP Negeri 2 Kundur pada 2003-2006. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Kundur pada 2006-2009. Setelah lulus SMA penulis melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi pada tahun yang sama yaitu di Universitas Riau melalui jalur PBUD dan mengambil Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.



2 komentar:

  1. Mksih bu tini sngat membantu dgn adanya artikel ini..

    Sya siswa MTsN Tg.batu

    BalasHapus
  2. Mksih bu tini sngat membantu dgn adanya artikel ini..

    Sya siswa MTsN Tg.batu

    BalasHapus