Entri Populer

Kamis, 29 Maret 2012

HUBUNGAN BAHASA DENGAN SENI


I.              PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pada masa lalu, hakikat bahasa itu adalah sesuatu yang akan diajarkan something to be learn sedangkan sesuatu yang menyangkut pemikiran atau something to be tought tidak diperhatikan (Syamsuddin, 1985:126). Mempelajari bahasa tidak cukup hanya menguasai language form, tetapi harus dilengkapi dengan language use dan situasi yang tepat (Syamsuddin, 1985:128).
Menurut Suriasumantri dalam Faizah (2009:99), keunikan manusia bukanlah terletak pada kemampuan berpikirnya melainkan terletak pada kemampuan berbahasa. Menurut Badudu (1989:3), bahasa adalah alat penghubung, alat komunikasi anggota masyarakat yaitu individu sebagai manusia yang berpikir, merasa, dan berkeinginan. Pikiran, perasaan, dan keinginan baru terwujud bila dinyatakan, dan alat untuk menyatakan itu adalah bahasa.
Sudaryono dalam www.scribd.com/doc/7598183/bahasadanseni berpendapat bahwa bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman. Oleh karena itu, memahami bahasa akan memungkinkan untuk memahami bentuk-bentuk pemahaman manusia.
Menurut Hidayat (2006:31), bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi untuk mengantarkan proses hubungan antarmanusia, melainkan mampu mengubah seluruh kehidupan manusia. Artinya, bahasa merupakan salah satu aspek terpenting dari kehidupan manusia. Sekelompok manusia atau bangsa yang hidup dalam kurun waktu tertentu tidak akan bisa bertahan jika dalam bangsa tersebut tidak ada bahasa. Kearifan Melayu mengatakan: ”Bahasa adalah cermin budaya bangsa, hilang budaya maka hilang bangsa”. Jadi bahasa adalah sine qua non, suatu yang mesti ada bagi kebudayaan dan masyarakat. Menurut Chaer (2003:59), masyarakat sebagai kelompok orang yang sebangsa, seketurunan, sewilayah tempat tinggal atau yang mempunyai kepentingan sosial yang sama yang menggunakan bahasa yang sama pula.
Bahasa memiliki fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), serta mempelajari naskah-naskah kuno. (http://id.wikipedia.org/wiki/bahasa).
Berdasarkan penjelasan mengenai fungsi bahasa tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahasa memiliki hubungan yang erat dengan bidang ilmu lain. Misalnya, fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi sehingga bahasa berhubungan dengan ilmu informatika. Bahasa juga sebagai alat untuk mengadakan interaksi dan adaptasi sosial, sehingga bahasa memiliki korelasi yang erat dengan sosiologi. Oleh karena itu, tanpa bahasa bidang ilmu lain akan sulit dipelajari.
Selain bidang ilmu informatika dan sosiologi, masih banyak bidang ilmu lain yang berhubungan dengan bahasa. Salah satu bidang ilmu lain tersebut yang memiliki korelasi dengan bahasa adalah seni. Ki Hadjar Dewantara dalam www.scribd.com menyatakan bahwa seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dan bersifat indah, menyenangkan dan dapat menggerakkan jiwa manusia. Kata seni berasal dari kata sani yang berarti jiwa yang luhur/ ketulusan jiwa.
Berdasarkan pendapat mengenai seni tersebut, dapat disimpulkan bahwa seni adalah hasil karya manusia yang berasal dari kesanggupan mereka untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa. Tidak semua manusia bisa menghasilkan suatu karya yang luar biasa tergantung akal yang dimiliki manusia. Semakin tinggi kreativitas yang mereka punya semakin tinggi juga nilai karya yang diciptakan.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah dikemukakan penulis, maka pokok permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana hubungan bahasa dengan seni?. Pemilihan bahasa dan seni sebagai objek kajian dalam makalah ini didasarkan atas pertimbangan bahwa bahasa dan seni adalah dua hal yang tak terpisahkan. Dalam bahasa ada seni, sebaliknya dalam seni terdapat bahasa.

1.2  Masalah
Mengingat luasnya masalah yang dihadapi dan karena beragamnya hubungan bahasa dengan ilmu lain, dalam makalah ini penulis sengaja membatasi permasalahan hanya pada hubungan bahasa dengan seni.
Sebagaimana disebutkan dalam latar belakang masalah, yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini adalah hubungan bahasa dengan seni. Permasalahan dalam makalah ini adalah bagaimanakah hubungan bahasa dengan seni?

1.3  Tujuan
Tujuan makalah yang dibuat penulis ini adalah untuk mendeskripsikan hubungan bahasa dengan seni.

1.4  Manfaat
1.      Manfaat didaktis makalah ini bermanfaat bagi dunia pendidikan, yaitu agar pelajar mengetahui bahwa bahasa memiliki hubungan dengan bidang ilmu lain, terutama dengan seni. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia di lembaga-lembaga pendidikan, hal ini tentu sangat bermanfaat jika disampaikan pada peserta didik.
2.      Manfaat teoritis makalah ini bermanfaat untuk memperdalam dan memperkaya pengetahuan penulis dalam ilmu bahasa dan seni mengenai hubungan kedua bidang ilmu tersebut.
3.      Manfaat praktis makalah ini bermanfaat untuk melestarikan  seni dan budaya serta keterkaitannya dengan bahasa dapat dijadikan sebagai suatu media untuk menciptakan seni yang berkualitas tinggi.

II.           HUBUNGAN BAHASA DENGAN SENI
Menurut van Wijk (1985:25), bahasa adalah sarana bagi manusia untuk mengungkapkan pikirannya, apakah dengan bunyi yang diucapkan yang mempunyai arti tetap. Hidayat (2006:22) berpendapat bahwa bahasa merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh kehidupan umat manusia. Kridalaksana dalam Hidayat (2006:22) memberikan batasan bahasa sebagai sistem lambang arbitrer yang dipergunakan suatu masyarakat untuk bekerja sama berinteraksi dan mengidentifikasi diri. Senada dengan pendapat Ernest dalam Bachtiar (2008:175) yang menyebutkan bahwa manusia sebagai makhluk yang menggunakan lambang/simbol. Oleh karena itu Bloch dan Trager dalam Bachtiar (2008:176) menyatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem simbol-simbol bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial sebagai alat untuk berkomunikasi.
Menurut Keraf dalam www.scribd.com/doc/7598183/bahasadanseni, bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat, berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Senada dengan pendapat Sturtevent dalam www.scribd.com mengungkapkan bahwa bahasa adalah sistem lambang sewenang-wenang, berupa bunyi yang digunakan oleh anggota suatu kelompok sosial untuk kerjasama dan saling berhubungan. Tidak jauh berbeda dengan pandangan Carrol dalam http://id.wikipedia.org/wiki/bahasa yang mengutarakan bahasa adalah sebuah sistem berstruktur mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya mana suka, yang digunakan atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia.
Menurut Sugono (2004:3), bahasa digunakan sebagai sarana ekspresi dan komunikasi dalam kegiatan kehidupan manusia, seperti dalam bidang kebudayaan, ilmu, dan teknologi. Sugono (2004:17) menguraikan bahwa dalam berbahasa manusia dapat memanfaatkan peragaan seperti gerak tangan, mimik muka, dan sebagainya untuk membantu kepahaman pengungkapan ide, pengalaman, sikap dan rasa. Kriteria penggunaan bahasa yang baik bertalian dengan tersampaikannya informasi yang dinyatakan (Sugono, 2004:21).
Syamsuddin (1985:12) mengatakan bahasa tidak terpisahkan dari manusia dan mengikuti di dalam setiap pekerjaannya. Pada waktu manusia kelihatan tidak berbicara, pada hakikatnya ia masih juga memakai bahasa, karena bahasa ialah alat yang dipakainya untuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan; alat yang dipakainya untuk mempengaruhi dan dipengaruhi.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah perwujudan sistem lambang berupa bunyi digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat. Selain itu, manusia juga mampu menciptakan suatu kreativitas yang luar biasa dan mengandung keindahan yang biasa disebut seni.
Syamsuddin (1985:74) mengungkapkan beberapa fungsi bahasa dalam kesenian masyarakat adalah:
  1. Fungsi pemersatu: menghubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa.
  2. Pemberi kekhasan (unik): membedakan bahasa yang satu dengan bahasa yang lain.
  3. Pembawa wibawa: penutur yang mahir berbahasa dengan baik dan benar memperoleh wibawa di mata orang lain.
  4. Sebagai kerangka acuan: bahasa memiliki norma dan kaidah yang dijadikan tolak ukur bagi benar atau tidaknya bahasa seseorang.
Dalam Kamus Praktis Bahasa Indonesia (2007: 311), seni diartikan sebagai kesanggupan akal untuk menciptkan sesuatu yang bernilai tinggi (luar biasa). Untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi itu, maka diperlukan bahasa sebagai medianya. Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu sehingga tidak heran jika seni sering kita jumpai dalam dunia pendidikan. 
Syamsuddin (1985:145) mengutarakan bahwa istilah seni dipergunakan untuk melukiskan sesuatu yang bersifat art personal, kreatif, dan original. Semua materi yang terkandung dalam suatu kesenian diperoleh manusia secara sadar lewat proses belajar. Lewat kegiatan belajar inilah diteruskan kesenian dari generasi yang satu kepada generasi selanjutnya. Maka kesenian diteruskan dari generasi ke generasi. Kesenian yang telah lalu bereksistensi pada masa kini, dan kesenian masa kini akan disampaikan ke masa yang akan datang.
Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur keindahan. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Senada dengan pernyataan Herberd Reed dan Lowenheld (1982) dalam http://hamaguri-incridible.blogspot.com/2011/04/hubungan-ibd-dengan-kesusastraan-seni.html, mengungkapkan bahwa seni pada dasarnya sulit untuk dipahami dan dijelaskan dengan fakta karena seni merupakan suatu fenomena yang dapat diukur. Kata seni itu sendiri sudah diberi tambahan kata misalnya: seni tari, seni musik, seni rupa, dan sebagainya. Seni berfungsi untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin. Sekalipun demikian, banyak seniman mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).
Melalui seni, manusia mampu berinteraksi dan berkomunikasi, baik melalui gerakan, suara, maupun alat musik. Untuk mengadakan interaksi dan komunikasi tersebut, seni menggunakan bahasa sebagai medianya. Hal ini merupakan salah satu korelasi antara bahasa dengan seni (http://hamaguri-incridible.blogspot.com/2011/04/hubungan-ibd-dengan-kesusastraan-seni.html).
Berikut akan dijelaskan beberapa hubungan bahasa dengan seni:
Ø Bahasa merupakan kebudayaan yang pertama dimiliki setiap manusia dan bahasa itu dapat berkembang karena akal atau sistem pengetahuan manusia. Atas dasar itu, hubungan bahasa dengan seni adalah bahasa sebagai sarana pengembangan seni. Seni yang ada di Indonesia dikembangkan melalui bahasa Indonesia. Kesenian yang tumbuh dan berkembang di Indonesia adalah kesenian yang dapat dimengerti dan dipahami oleh masyarakat Indonesia. Sarana untuk memahami kesenian adalah bahasa Indonesia.
Ø Bahasa sebagai jalur penerus kebudayaan mengandung makna bahwa bahasa berperan sebagai sarana pewarisan seni dari generasi ke generasi. Menurut Robert Sibarani (2002) dalam http://texbuk.blogspot.com/2011/09/hubungan-bahasa-senidan.html#ixzzloLhGeiVe, kebudayaan nenek moyang yang meliputi pola hidup, tingkah laku, adat istiadat, cara berpakaian, dan sebagainya dapat kita warisi dan wariskan kepada anak cucu kita melalui bahasa. Atas dasar itu, hubungan bahasa dengan seni adalah bahasa berperan sebagai sarana pewarisan seni dari generasi ke generasi. Kesenian nenek moyang kita yang sudah ada beratus-ratus tahun lalu masih bisa dipelajari oleh kita sekarang hanya karena bantuan bahasa. Kesenian yang tertulis dalam naskah-naskah lama, yang mungkin ditulis beratus-ratus tahun lalu bisa kita nikmati sekarang hanya karena ditulis dalam bahasa.
Ø Hubungan bahasa dengan seni adalah bahasa berperan dalam penamaan atau pengistilahan unsur-unsur seni baru sehingga dapat disampaikan dan dimengerti oleh yang menerimanya. Setiap unsur kesenian, dari unit yang terkecil sampai yang terbesar diberi nama atau istilah. Dalam proses pembelajaran dan pengajaran kesenian, nama atau istilah itu digunakan untuk menginventarisasi kesenian untuk pengembangan selanjutnya.
Ø Bahasa tidak hanya berupa bahasa lisan dan tulisan, tetapi bahasa dapat berupa bahasa isyarat. Bahasa isyarat ini dilakukan melalui gerakan-gerakan anggota tubuh. Baik itu mata, jari, kepala, bahu, tangan, dan sebaginya. Misalnya melalui pertunjukan seni tari. Melalui seni tari, seniman menyampaikan pesan yang terkandung dalam tarian tersebut melalui bahasa tubuh. Bahasa sebagai penghubung antara musisi dan seniman dengan khalayak. Oleh karena itu, tarian mengandung pesan yang ingin disampaikan seniman melalui bahasa nonverbal atau melalui gerakan-gerakan tarian yang dilakukan. Malalui gerakan itulah khalayak memahami makna tari yang dilakukan tersebut. Gerakan tarian itu bisa dipahami khalayak karena adanya bahasa, yaitu bahasa isyarat. Tanpa adanya bahasa, maka seni tari yang dilakukan tersebut akan berkurang fungsinya. Seni tari tersebut hanya dijadikan sebagai hiburan, tidak lagi sebagai sarana pendidikan karena tidak mengandung pesan yang disampaikan. Pesan tersebut dapat tersampaikan hanya melalui bahasa. Atas dasar tersebut, hubungan bahasa dengan seni adalah bahasa berperan menyampaikan pesan yang terkandung dalam seni, baik itu seni tari, seni rupa, maupun seni musik. Selanjutnya, pada pertunjukan seni musik. Bahasa memperindah seni musik melalui syair lagu yang dinyanyikan. Jadi, pada seni musik tersebut, tidak hanya instrument yang memperindahnya melainkan juga syair lagu yang merupakan bahasa.
Ø Bahasa sebagai penghubung antara seniman dan musisi dengan instrument. musisi mempelajari kunci-kunci pada instrument sehingga mereka bisa memainkannya dengan melodi yang indah. Kunci-kunci tersebut menggunakan bahasa seperti: do re mi fa sol la si do, atau A B C D E F G.
Ø Bahasa sebagai sarana berekspresi dalam seni. Melalui seni, manusia bisa berekspresi. Dalam berekspresi tersebut, manusia menggunakan bahasa untuk menumpahkan kreativitas dan bakat yang mereka miliki.
Ø Bahasa berperan penting pada proses penciptaan seni. Manusia terinspirasi menciptakan seni dari bahasa. Tanpa bahasa, seni tidak bisa diciptakan. Misalnya, manusia menciptakan lagu menggunakan bahasa, menciptakan tari menggunakan bahasa berupa bahasa nonverbal yaitu gerak tubuh, menciptakan lukisan menggunakan bahasa simbol, seperti warna-warna dan lambang-lambang karena banyak seniman mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti melati yang bermaksud duka/kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).
Berdasarkan penjelasan hubungan bahasa dengan seni tersebut, dapat disimpulkan bahwa seni sangat bergantung pada bahasa. Tanpa bahasa seni tidak akan bisa berkembang, tidak bisa dipelajari dan diwarisi, tidak mampu menyampaikan pesan, serta tidak bisa berfungsi sebagai penghubung antara seniman dengan khalayak. Sebaliknya, seni juga turut mempengaruhi bahasa. Tanpa seni, bahasa tidak akan bervariasi dan tidak mengandung keindahan. Misalnya dalam bahasa sastra, seni sangat berperan penting bagi pengarang untuk menciptakan bahasa yang indah yang dalam istilah bahasa lebih dikenal dengan estetika. Unsur-unsur seni dalam bahasa yaitu keutuhan, keragaman, keseimbangan, keselarasan dan penekanan yang tepat. Dengan adanya unsur-unsur tersebut pencipta sastra dapat menetapkan maksud atau isi hati dengan jelas. Selain itu, seni berbahasa memberikan keunikan yang khas bagi seseorang dan memberikan gaya serta nada yang membedakan penggunaan bahasa antara orang yang satu dengan yang lain. Dalam istilah bahasa, hal ini lebih dikenal dengan retorika (seni berbicara). 

III.        PENUTUP
3.1  Simpulan
Berdasarkan penjelasan pada pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan hubungan bahasa dengan seni adalah sebagai berikut:
1.      Bahasa sebagai sarana pengembangan seni.
2.      Bahasa berperan sebagai sarana pewarisan seni/kesenian dari generasi ke generasi.
3.      Bahasa berperan dalam penamaan atau pengistilahan unsur-unsur seni baru sehingga dapat disampaikan dan dimengerti oleh yang menerimanya.
4.      Bahasa berperan menyampaikan pesan yang terkandung dalam seni, baik itu seni tari, seni rupa, maupun seni musik.
5.      Dalam proses pembelajaran dan pengajaran kesenian, nama atau istilah seni digunakan untuk menginventarisasi kesenian untuk pengembangan selanjutnya.
6.      Bahasa sebagai penghubung antara musisi dan seniman dengan khalayak.
7.      Bahasa sebagai penghubung antara musisi dengan instrument musik. Contoh: mempelajari kunci-kunci pada instrument musik. Kunci-kunci tersebut menggunakan bahasa seperti: do re mi fa sol la si do, atau A B C D E F G.
8.      Bahasa sebagai sarana berekspresi dalam seni.
9.      Bahasa berperan penting pada proses penciptaan seni.
Seni juga berhubungan dengan bahasa. Misalnya dalam bahasa sastra, seni sangat berperan penting bagi pengarang untuk menciptakan bahasa yang Indah (estetika bahasa). Selain itu, seni berbahasa memberikan keunikan yang khas bagi seseorang dan memberikan gaya serta nada yang membedakan penggunaan bahasa antara orang yang satu dengan yang lain. Dalam istilah bahasa, hal ini dikenal dengan retorika berbahasa.

3.2  Saran
Makalah ini secara umum membahas mengenai hubungan bahasa dan seni. Permasalahan dalam judul tersebut masih banyak yang harus didalami sehingga makalah ini dapat menjadi suatu bahan yang dapat digunakan nantinya. Dengan demikian, diharapkan agar pembaca mampu melanjutkan pembahasan yang lebih mendalam mengenai hubungan bahasa dengan bidang ilmu lain, terutama hubungan bahasa dengan seni.
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Amsal. 2004. Filsatat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Badudu, J.S.1989. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar III. Jakarta: Gramedia.
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Faizah, Hasnah. 2009. Filsafat ilmu. Pekanbaru: Cendikia Insani.

Hidayat, Asep Ahmad. 2006. Filsafat Bahasa: Mengungkap Hakikat Bahasa, Makna, dan Tanda. Bandung: Rosda.
Rama, Tri. 2007. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung.
Syamsuddin. 1985. Buku Materi Pokok Sanggar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka.
Sugono, Dendy. 2004. Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara

Wijk, d.Gerth van. Tata Bahasa Melayu. 1985. Jakarta: Djambatan.
http://id.wikipedia.org/wiki/bahasa  diakses 4 Maret 2012 pukul 10.05 WIB
www.scribd.com/doc/7598183/bahasadanseni  diakses 5 Maret 2012 pukul 10.15 WIB