Setiap kaum atau bangsa yang ada di dunia ini mempunyai adat dan tradisi yang berbeda antara satu dengan yang lain. Oleh sebab itu, setiap kaum mempunyai berbagai kebudayaan dan corak hidup yang berbeda-beda. Hal ini memang jelas, karena pada saat ini kita semua dapat melihat hal ini dengan nyata. Kita tidak perlu melihat ke tempat yang lebih jauh, karena di negara kita sendiri pun terdapat berbagai suku bangsa yang masing-masing mempunyai adat dan tradisi yang berbeda. Bangsa Melayu dahulu meninggalkan bermacam-macam kepercayaan yang di dalamnya mengandung berbagai pantang larang, tunjuk ajar yang halus dan nasehat yang berguna bagi anak cucunya yang belum berpengalaman dalam kehidupan mereka.
Pantang larang orang Melayu merupakan kepercayaan masyarakat Melayu zaman dahulu yang berkaitan dengan adat dan budaya warisan nenek moyang. Kebanyakan pantang larang diturunkan secara lisan dan turun kemurun. Pantang larang orang tua-tua bertujuan untuk mendidik masyarakat, khususnya generasi muda agar dapat diterapakan nilai-nilai baik yang bisa diamalkan dalam kehidupan. Apa yang dikatakan bukan untuk dipercayai, melainkan untuk dihayati pesan yang terkandung di balik pantang larang yang telah diturunkan secara lisan dari zaman ke zaman.
Pantang larang diamalkan oleh masyarakat Melayu bertujuan untuk mendidik masyarakat agar mengamalkan nilai-nilai murni dalam kehidupan mereka. Pantang larang juga diamalkan karena pantang larang merupakan harta pusaka atau warisan dari nenek moyang mereka dan mereka bertanggung jawab untuk mengamalkannya dan menurunkan tradisi tersebut kepada anak-anak atau cucu-cucu mereka. Setiap pantang larang mempunyai arti tersendiri yang memberi manfaat bagi kehidupan. Orang-orang tua Melayu dahulu selalu mengingatkan anak cucunya supaya tidak melanggar pantang larang. Melanggar pantang larang samalah dengan tidak mendengarkan nasehat.
Orang tua kita pada zaman dahulu memang banyak pantang larang. Ada yang mengatakan pantang larang itu membebankan, tetapi ada saja pantang larang yang masih diamalkan. Namun, Sekarang ini masyarakat Melayu tidak begitu aktif mengamalkan pantang larang. Ketika mereka mengetahui bahwa adanya pantang larang semata-mata untuk memberi petunjuk dan kadang kala menakutkan, mereka sudah mengubah persepsi dan mengaggap bahwa pantang larang itu tidak benar. Namun, tidak semua orang beranggapan demikian, hanya sebagian saja, dan ada juga beberapa pantang larang yang telah mereka ubah.
Dalam makalah ini, penulis mengungkapkan pantang larang yang masih diamalkan dalam kehidupan orang Melayu, khususnya orang Melayu di Karimun. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca agar mengerti dan memahami pantang larang, khususnya bagi generasi muda agar dapat mengamalkan pantang larang dalam kehidupan sehari-sehari serta memahami nasehat yang terkandung dalam pantang larang. Generasi muda diharapkan tidak melupakan sastra lama dan tetap melestarikan petuah pendahulu yang sebenarnya sangat berguna jika diamalkan dalam kehidupan.
Metode Penelitian
Makalah ini menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan memaparkan secara deskriptif hasil analisis yang diperoleh melalui penelitian. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab pertanyaan mengenai suatu masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia maupun masalah-masalah yang terjadi dari masa ke masa.
Metode pada dasarnya berarti cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena tujuan umum penelitian adalah untuk memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang harus ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah dirumuskan. Penelitian adalah usaha menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah (teliti, jelas, sistematik, objektif).
Nawawi dalam Yanti (2006:17) mengatakan bahwa metode penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan memaparkan atau melukiskan keadaan berdasarkan fakta yang tampak. Metode penelitian deskriftif merupakan suatu cara pemecahan masalah dengan cara menggambarkan suatu objek yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan, atau peristiwa sebagaimana adanya, sehingga bersifat sekedar mengungkapkan fakta.
Ciri-ciri Metode deskriptif:
- Memusatkan perhatian pada masalah yang ada pada saat penelitian yang dilakukan, atau masalah-masalah yang bersifat aktual
- Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya, diiringi dengan interprestasi yang rasional
Bentuk penelitian deskriptif tidak bersifat kaku, mungkin seorang penulis mengatakan bentuk survei, dan penulis lainnya mengatakan Studi Hubungan atau sebaliknya, atau mungkin juga digunakan keduanya.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan keliru/lemah/salah bisa terjadi sejak proses mempersiapkan sampai pada merumuskan simpulan sebagai hasil penelitian. Beberapa faktor yang perlu mendapat perhatian untuk dikendalikan secara baik oleh para peneliti adalah:
- Ketajaman dalam menentukan masalah dan dalam memformulasikan menjadi judul penelitian
- Ketepatan merumuskan hipotesis (jika ada)
- Keserasian dalam memilih metode dan bentuk penelitian dengan masalah yang diteliti
- Data yang relevan dan lengkap
- Ketepatan dan kecukupan populasi dan sampel yang dipilih sebagai sumber data
- Kecermatan, ketelitian, kejelasan, dan kelengkapan dalam menetapkan variabel dan aspek-aspek berdasarkan masalah yang akan diteliti
- Ketepatan dalam memilih cara pengolahan data, dengan memperhatikan jenis dan sifat data
- Kekeliruan dalam menguji hipotesis
- Kekeliruan dalam menyusun kerangka teori sebagai tolak ukur
- Kekeliruan dalam menyusun simpulan dan saran-saran sebagai hasil penelitian
- Konsep Pantang Larang Orang Melayu Di Karimun
a. Pantang Larang
Mengenai asal usul pantang larang ini tidak dapat ditemukan secara jelas lahirnya di Karimun. Hal ini dikarenakan kebanyakan masyarakat Karimun menerimanya dalam tradisi hidup mereka begitu saja dari orang-orang tua mereka. Bagi mereka, segala yang dilakukan mempunyai manfaat. berbagai petuah pantang larang telah diajarkan oleh orang-orang tua Melayu bagi menjaga kesehatan ataupun keselamatan, tidak bertujuan mengharamkan yang halal tetapi berupa nasehat hasil dari pengalaman orang-orang terdahulu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (tim penyusun kamus, 1990:646), Pantang adalah hal yang terlarang menurut adat atau kepercayaan. Sedangkan larang adalah memerintahkan supaya tidak melakukan sesuatu (tim penyusun kamus, 1990:499). Jadi, pantang larang adalah memerintahkan supaya tidak melakukan sesuatu yang terlarang menurut adat atau kepercayaan.
Dapat disimpulkan bahwa pantang larang merupakan suatu perintah (aturan) yang melarang suatu perbuatan tersebut dilakukan, atau sesuatu yang terlarang (dilarang untuk dilakukan) karena dipandang keramat atau suci dari nenek moyang yang harus diamalkan demi mencapai kehidupan yang sempurna.
Yusriadi, dkk (2009:32) dalam www.pantang-larang-masyarakat-melayu.html2222.htm, mengklasifikasikan pantang larang menjadi 5 bagian, yaitu:
- Berkaitan dengan keselamatan jiwa, yaitu: berkaitan dengan kematian, sakit/penderitaan, dan kesialan atau naas.
- Berkaitan dengan waktu, yaitu: waktu malam, sore menjelang malam.
- Berkaitan dengan tempat, yaitu: berkaitan dengan di ladang, di tengah jalan, di hutan, dan di kuburan.
- Berkaitan dengan jenis kelamin, yaitu: berkaitan dengan laki-laki dan perempuan, baik anak-anak maupun orang dewasa.
5. Berkaitan dengan pekerjaan dan aktivitas, yaitu: orang melahirkan dan perawat bayi, mengurus orang mati dan ke kuburan, berjalan, sedang bermain, bekerja, membuat rumah, sedang makan/minum.
Sedangkan Nufnang (2007) dalam www.zappafly.com/zapaframe, mengklasifikasikan pantang larang menjadi:
- Pantang larang di dalam hutan
- Pantang larang bagi anak-anak
- Pantang larang di sungai
- Pantang larang ketika duduk
- Pantang larang ketika makan
- Pantang larang bagi laki-laki
- Pantang larang bagi perempuan.
Dengan demikian, pantang larang yang diamalkan oleh masyarakat Melayu tidak terbatas pada satu aspek saja, akan tetapi terdapat beberapa aspek pantang larang, yang masing-masing aspek mempunyai maksud dan tujuan yang berbeda.
b. Orang Melayu
Menelusuri ungkapan tentang Melayu, Yusriadi (2009) dalam www.pantang-larang-masyarakat-melayu.html2222.htm, mengatakan bahwa Melayu merupakan sebuah nama yang diberikan kepada salah satu etnik (komunitas) yang berada di rantau tanah Melayu. Oleh karena itu, kita menemukan adanya bangsa Melayu Indonesia, Melayu Malaysia, Melayu Brunei Darussalam, Melayu Thailand, Melayu Kamboja, dan sebagainya.
Istilah Melayu ditakrifkan oleh UNESCO pada tahun 1972 sebagai suku bangsa Melayu di Semenanjung Malaysia, Thailand, Indonesia, Filipina, dan Madagaskar. Bagaimanapun menurut Perlembagaan Malaysia, istilah Melayu hanya mengacu pada seseorang yang berketurunan Melayu yang menganut agama Islam. Dengan kata lain, bukan semua orang yang berasal dari keturunan Melayu atau orang yang nenek moyangnya Melayu adalah orang Melayu. (http://ms.wikipedia.org/wiki/Melayu/22/05/2010). Terdapat dua teori mengenai asal-usul bangsa Melayu yaitu: berasal dari Yunnan (Teori Yunnan) dan berasal dari Nusantara (Teori Nusantara). (http://ms.wikipedia.org/wiki/Melayu/22/05/2010).
c. Contoh-contoh Pantang Larang Orang Melayu Di Karimun
Orang Melayu di Karimun kaya dengan pantang larang yang diwariskan kepada anak masing-masing dalam usaha mereka untuk menjaga perlakuan keluarga dan hubungan sesama anggota masyarakat maupun kepada alam sekitar. Pantang larang seakan-akan memang seperti menyekat kebebasan individu dan kedengarannya seperti tidak masuk akal, meskipun hakikatnya pantang larang yang diamalkan itu dapat dilihat kebenarannya hingga kini. Sebagian orang melihat pantang larang Melayu tidak lagi sesuai diamalkan pada masa kini karena khawatir akan merusak akidah masyarakat khususnya dalam hal berkaitan dengan musibah, jodoh, rejeki, ajal dan maut kerana semua itu sudah diatur oleh Ilahi.
Pantang larang yang diamalkan oleh orang Melayu sebagai panduan hidup mengenai sesuatu yang boleh dilakukan dan larangan untuk tidak dilakukan. Masyarakat tradisional belajar sesuatu melalui lisan dan pantang larang yang menjadi amalan disampaikan dari generasi ke generasi berbanding masyarakat primitif terdahulu yang belajar melalui tulisan. Pantang larang dalam masyarakat Melayu ialah sesuatu yang disepakati mengenai perkara tertentu untuk dijadikan panduan hidup selain dihormati, pantang larang merupakan suatu usaha dalam melahirkan keharmonian bermasyarakat dan mewakili nilai maupun norma.
Dalam kehidupan masyarakat Melayu ada 1001 jenis pantang larang. Tidak semua pantang larang itu dapat diterima oleh akal, namun tetap indah dan berseni, terutama dalam membentuk struktur kehidupan yang sempurna. Walaupun banyak yang beranggapan pantang larang tidak sesuai digunakan terutama menghadapi kehidupan pada zaman modern ini, tidak ada tanda bahwa pantang larang akan dimusnahkan begitu saja. Masyarakat Melayu mampu mengubah pantang larang sesuai dengan perkembangan zaman agar lebih sesuai dengan cara hidup masyarakat beragama. Hanya pantang larang yang berunsur animisme warisan lama, perlahan-lahan terkikis dan sirna.
Contoh-contoh pantang larang yang masih diamalkan di Karimun sebagai berikut:
Pantang Larang Bagi Bayi
Pernyataan | Akibat | Logika |
Bayi tidak boleh ditegur jika badannya gemuk, hanya boleh dikatakan ‘semangat’ | Bayi tersebut akan menjadi kurus | Menjaga perasaan orang tuanya |
Bayi tidak boleh dicium sewaktu tidur terutama di atas ubun-ubun kepala dan pada pusarnya | Akan pendek umur | Dikhawatirkan bayi tersebut akan terbangun dan mengganggu tidurnya |
Dilarang mencubit mulut bayi | Tidak selera makan | Kulit bayi masih sensitif, jika dicubit pasti terasa sakit dan memar |
Jangan dibangunkan ketika bayi sedang tidur, kadangkala kita melihat dia tersenyum, tertawa dan ingin menangis | Dikatakan bayi sedang bermain dengan urinya | Bayi tersebut sedang bermimpi |
Kain lampin tidak boleh direndam | Perut kembung | Dikhawatirkan lampin tersebut berbau busuk jika tidak segera dicuci |
Sisa makanan bayi tidak boleh dimakan oleh orang tuanya | Melawan ucapan orang tua | 1. Orang tua tidak baik makan makanan sisa anak 2. Makanan bayi tidak cocok dimakan oleh orang tua |
Tidak boleh mencium pipi bayi saat si bayi sedang buang air besar | Wajah bayi akan terlihat masam | Akan mengganggu konsentrasi bayi yang sedang buang air besar |
Tidak boleh meletakkan bayi di atas lutut | Akan sakit perut | Dikhawatirkan bayi tersebut akan jatuh |
Tidak boleh meniup mulut bayi | Bisu | Akan mengganggu pernapasannya |
Pantang Larang Bagi Anak-anak
Pernyataan | Akibat | Logika |
Dilarang berbicara di dalam toilet | Mata ketumbit | Di dalam toilet tidak baik untuk berbicara, karena tempat orang membuang kotoran |
Dilarang bermain atau keluar rumah waktu senja | Disembunyikan hantu | Waktu senja mendekati maghrib, jadi sebaiknya bersiap untuk melaksanakan shalat |
Dilarang duduk di atas bantal | Punggung terkena bisul | Untuk menjaga bantal agar tidak pecah atau sobek. Tambahan lagi, tidak baik benda untuk meletakkan kepala diletakkan di punggung |
Dilarang bersiul di dalam rumah | Ular akan masuk | Untuk menjaga ketentraman rumah dari suara ribut |
Dilarang memetik buah diwaktu senja | Diganggu hantu | Waktu senja tidak baik untuk melakukan kegiatan di luar rumah |
Dilarang mengangkat kaki ketika meniarap | Ibu akan meninggal | Dikhawatirkan akan sesak nafas dan untuk mendidik anak agar berprilaku sopan |
Jangan bergendang di dalam rumah | Harta akan habis dicuri orang | Dikhawatirkan akan mengganggu tetangga dan mengganggu ketentraman rumah |
Jangan meludah ketika buang air besar | Mulut akan ber bau busuk | Untuk menjaga kebersihan toilet |
Jangan mengambil kembali barang yang telah diberikan kepada orang lain | Buruk siku | Untuk mengajarkan keikhlasan |
Jangan membuka payung di dalam rumah | Kepala akan berkudis | Untuk menjaga payung supaya tidak cepat rusak |
Jangan meniup api lilin atau api dapur atau api pelita berdua | Yang seorang akan menjadi bisu | Untuk menghindari kebakaran |
Jangan menyisakan nasi ketika makan, harus dihabiskan | Kalau tidak nasi akan menangis | Untuk menghindari pembaziran |
Tidak boleh memotong kuku di waktu malam | Pendek umur | Untuk menghindari dari terpotong dagingnya |
Tidak boleh menjelir lidah | Lidah akan terpotong | Menjelir lidah akan menyakiti hati orang lain |
Tidak boleh memakan kepala ikan | Menjadi bodoh | Kepala ikan umumnya terdapat banyak tulang |
Tidak boleh menunjuk pelangi | Jari kudung | Dikhawatirkan tertunjuk orang lain dan akan mengakibatkan salah paham |
Tidak boleh menggigit kain | Gigi berulat | Menjaga agar kain tidak sobek |
Tidak boleh memakan empedal ayam | Susah bersunat/khitan | Empedal ayam kurang mengandung gizi jika dibandingkan dengan bagian yang lain |
Tidak boleh memanjat pohon pisang | Perut akan terbelah | Dikhawatirkan pakaian akan terkena getah pisang |
Pantang Larang Bagi Perempuan
Pernyataan | Akibat | Logika |
Dilarang menyanyi di dapur ketika sedang masak | Akan menikah dengan orang tua | 1. Untuk menghindari masakan hangus karena asik bernyanyi 2.Dikhawatirkan masakan tersebut tercemar oleh air liur yang keluar akibat keasikan bernyanyi |
Dilarang menjahit baju yang sedang dipakai | Utang tidak akan lunas | Dikhawatirkan akan tertusuk jarum |
Dilarang mencari kutu ditangga | Akan dinikahi oleh orang tua | Tidak bagus dilihat tetangga atau orang yang lewat |
Dilarang menjahit pada waktu malam | Akan sial | (a) Untuk menjaga kesehatan mata supaya tidak menjadi kabur (b) Menghindari tangan agar tidak tertusuk jarum |
Dilarang bercermin di depan cermin retak | Wajah pucat di malam pertama | Wajah tidak terlihat seutuhnya pada cermin |
Dilarang memakai pakaian basah | Badan berkurap | Dikhawatirkan akan masuk angin |
Dilarang memotong kuku diwaktu malam | Akan sial | Dikhawatirkan akan terpotong dagingnya |
Dilarang tertawa diwaktu maghrib | Hantu akan datang | Kita haruslah menghormati waktu orang sedang melaksanakan shalat |
Jangan bercermin ditengah malam | wajah menjadi tinjau belukar. Dari jauh terlihat cantik, dipandang dekat terlihat jelek | Tengah malam itu waktunya tidur |
Jangan menyapu lantai diwaktu malam | Semua rejeki yang kita cari pada waktu siang semuanya akan keluar | Akan mengganggu orang yang ingin beristirahat |
Jangan bangun lewat atau bangun siang | Sukar mendapat jodoh | Banyak pekerjaan yang harus dilakukan, jika bangun siang maka pekerjaan akan terbengkalai |
Jangan mencuci piring pada malam jumat | Sulit mendapatkan rejeki | Malam jumat itu sebaiknya membaca yasin |
Jangan bercerita di tangga | Nanti dipinang orang hanya di teras rumah saja | Mengganggu orang yang akan turun-naik tangga, serta Tidak baik dilihat oleh orang yang lewat |
Jangan merendam pakaian diwaktu malam | Mudah mendapat penyakit | Dikhawatirkan baju akan menjadi busuk |
Jangan tidur selepas makan | Perut menjadi buncit | Karena proses pencernaan makanan dalam lambung kita berlangsung selama 2 jam |
Tidak boleh menyapu nasi pada waktu malam | Sulit mendapatkan rejeki | Nasi tersebut dikhawatirkan akan dikerumuni semut |
Tidak boleh duduk di atas tangga ketika Maghrib | Kerasukan/kesurupan | Pada waktu maghrib sebaiknya kita menunaikan shalat fardhu maghrib |
Pantang Larang Bagi Laki-laki
Pernyataan | Akibat | Logika |
Dilarang bersiul di dalam rumah | Ular akan masuk ke rumah | Menjaga ketentraman rumah dari keributan |
Dilarang buang air kecil di atas busut/bukit | Buruk kemaluan | Menjaga adab dan kebersihan alam sekitar |
Dilarang mengintip orang mandi | Mata ketumbit | Karena biasanya ketika mandi orang tidak berpakaian |
Dilarang tidur di tanah lapang | Ibu akan meninggal | Tidur ssebaiknya di kamar |
Jangan membuat pintu rumah menghadap ke jalan raya | Mudah terjangkit penyakit | Menghindari berbagai musibah, seperti kecelakaan jika keluar dari pintu yang menghadap jalan raya, selain itu mencegah agar rumah tidak terganggu oleh suara kendaraan yang lewat |
Jangan membiarkan tempayan beras dalam keadaan kosong | Memendekkan rejeki | memberi peringatan kepada tuan rumah agar senantiasa bersedia menerima tamu dan tidak pelit menjamu mereka. |
Pantang Larang Sebelum Pernikahan
Pernyataan | Akibat | Logika |
Jangan keluar dengan pasangan selama 40 hari sebelum diijabkabul | Hubungan tidak langgeng | Untk menghindari pasangan tersebut dari prasangka negatif orang dan dari perbuatan yang melanggar agama |
Jangan tidur di rumah orang lain | Terkena ilmu jahat | Untuk menjaga nama baik keluarga |
Jangan bebas keluar ke mana-mana | Disantet oleh mereka yang mempunyai niat tidak baik | Untuk mengelakkan kedua pihak melanggar hukum agama |
Jangan makan nasi dengan gulai berkuah beberapa bulan sebelum menikah | Perut buncit | Gulai mengandung lemak yang akan menambah berat badan |
Jangan makan ulam yang berbau busuk seperti petai dan jering | Gagal menikah | Nafas tidak segar |
Jangan bercermin terutama selepas maghrib | Menghindarkan diri dari perkara sihir | Sebaiknya melaksanakan shalat maghrib |
Jangan membuang air kecil dan air besar serentak di dalam air, contohnya dalam sungai | Melemahkan organ seks | Jika ingin membuang air kecil dan air besar sebaiknya di toilet |
Jangan meminum air bergas karena air tersebut mengandung gula dan gas yang tinggi | Menyebabkan kencing manis | Minuman bergas tidak baik untuk kesehatan |
Jangan mandi pada malam hari | Tidak bagus untuk persendian | Mudah terkena reumatik |
Jangan terlalu banyak makan, cukup 1 kali sehari | Akan disayang calon suami | Menghindari kegemukan |
Jangan mencukur alis mata | Akan menghilangkan seri muka | Tidak ada perbedaan saat di rias ketika bersanding |
Dilarang memandang cermin ketika dirias oleh juruandam | Seri wajah akan hilang | Juru andam akan sulit menghias dan mengganggu konsentrasi juru andam |
Jangan keluar rumah tanpa tujuan menjelang perkahwinan | Calon pengantin mengalami kemalangan jika berada di luar | Sebaiknya berada di rumah untuk mempersiapkan pernikahan |
Pantang Larang Bagi Wanita Hamil
Pernytaaan | Akibat | Logika |
Dilarang mencaci-maki atau menceritakan kecacatan seseorang | Anak yang lahir juga akan cacat | untuk menjaga perkataan agar tidak melukai hati orang lain |
Dilarang memukul, mendera atau menyakiti binatang | Anak yang lahir akan cacat | Untuk menghindari penganiayaan pada hewan |
Dilarang memaku, memahat, mengail atau menyembelih binatang | Anak yang akan lahir, bibirnya akan terbelah atau sumbing | Ibu hamil tidak boleh melakukan pekerjaan berat seperti bertukang |
Dilarang bergaduh dengan ibu mertua | Akan mengalami kesulitan ketika melahirkan | Untik menjaga kenteteraman keluarga, terutama apabila tinggal bersama mertua setelah melahirkan anak |
Dilarang memakan cumi-cumi | menghadapi masalah ketika bersalin, atau Anak mungkin terlilit tali pusarnya | Cumi-cumi tidak baik untuk kesehatan ibu hamil |
Dilarang mencerca atau melihat sesuatu yang ganjil | Anak yang akan lahir akan cacat | Untuk menjaga ucapan dan perkataan |
Dilarang meminum air tebu atau kelapa di awal kehamilan | Akan mengalami keguguran | Air kelapa mengandung gas yang tidak baik untuk janin |
Dilarang melangkahi kucing yang sedang tidur | Mata anak tertutup seperti kucing yang sedang tidur | Takut terinjak dan kemudian dicakar kucing |
Dilarang menyusup atau lewat di bawah jemuran | Nanti anak sulit dilahirkan | Dikhawatirkan ibu hamil akan tersandung dan jatuh, dan akan membahayakan kandungan |
Dilarang makan makanan yang berakar seperti pegaga | nanti terlekat uri | Ibu hamil sebaiknya mengkonsumsi makanan yang hanya mengandung banyak protein |
Dilarang tidur diwaktu pagi | Kepala anak akan menjadi besar | Ibu hamil sebaiknya berolahraga diwaktu pagi agar mempermudah proses melahirkan |
Jangan duduk di atas tunggul | Nanti uri lekat | Dikhawatirkan akan jatuh dan punggung terasa sakit |
Jangan melihat gerhana matahari | Nanti anak akan bertompok hitam atau bermata juling | Melihat matahari sewaktu gerhana mampu menyebabkan mata menjadi buta |
Tidak boleh melilitkan handuk di leher | Ari-ari ibu akan melilit di leher anak | Handuk itu fungsinya menutupi badan |
Tidak boleh duduk di depan pintu | Akan mengalami kesulitan saat melahirkan | Akan mempersulit orang yang ingin lewat |
Tidak boleh menyimpan sesuatu di kantong baju | Kemaluan anak akan besar | Dikhawatirkan barang-barang yang disimpan tersebut menambah beban yang dibawa ibu hamil |
Pantang Larang Ketika Makan
Pernyataan | Akibat | Logika |
Dilarang makan berpindah tempat | Akan memiliki banyak suami/istri | Untuk menjaga kebersihan rumah dari makanan yang berserakan di mana-mana tempat |
Dilarang meletakkan piring di telapak tangan ketika makan | Akan merampas suami orang | Dikhawatirkan nasi tersebut akan tumpah |
Jangan memakan pisang kembar | Akan beranak kembar | Menghindari sifat tamak |
Jangan makan diwaktu Maghrib | Makan bersama hantu | Maghrib itu waktu shalat |
Jangan makan sisa anak | Anak akan degil | Kita haruslah mendahulukan orang tua kita ketika makan |
Jangan makan sambil menatang piring | Nanti seumur hidup menanggung hutang | Dikhawatirkan nasi akan tumpah |
Jangan menggunakan piring yang berlapis ketika makan | Akan dimadu orang | Mubazir |
Jangan tidur setelah makan | Perut buncit | Pencernaan terganggu |
Jangan makan sambil berjalan | Sakit perut | Tidak sopan |
Jangan makan nasi di sendok besar | Susah mendapatkan rejeki | Makan itu menggunakan sendok makan, karena sesuai dengan ukuran mulut |
Jangan makan menggunakan piring berlapis | Akan beristeri dua | Mubazir piring |
Jangan makan di dalam piring yang retak | Dapat anak bibir sumbing | Dikhawatirkan akan terluka oleh retakan piring |
Jangan makan dalam belanga | Dapat anak yang berwajah jelek | Agar makan menggunakan piring saja |
Jangan berlunjur ketika makan | Akan jadi pemalas | Tidak sopan, dan sebaiknya makan itu duduk bersila |
Jangan mencangkung ketika makan | Susah mendapatkan rejeki | Tidak sopan, karena mencangkung itu seperti orang yang sedang membuang kotoran |
Ketika makan, piring jangan diletakkan di atas pangkuan | Nanti suami diambil orang | Nanti piringnya jatuh dan pecah |
Tidak boleh makan dalam gelap | Dikatakan makan dengan iblis | Dikhawatirkan makanan tertumpah dari piring dan mengakibatkan pembaziran |
Pantang Larang Ketika Tidur
Pernyataan | Akibat | Logika |
Jangan tidur di depan pintu | Akan dilangkahi hantu | Menghalangi dan mampersulit orang yang ingin keluar-masuk rumah |
Jangan tidur di atas pohon | Dimakan setan | Dikhawatirkan akan jatuh dari pohon |
Jangan tidur di atas sajadah | Kurapan | Sajadah digunakan untuk shalat, jadi tidak baik digunakan untuk alas tidur |
Jangan tidur setelah makan | Ditindih hantu | Tidak baik untuk kesehatan pencernaan |
Jangan biarkan nasi melekat pada kaki ketika tidur | Mimpi buruk | Agar membersihkan diri sebelum tidur |
Pantang Larang Ketika Duduk
Pernyataan | Akibat | Logika |
Tidak boleh duduk di atas bantal | Bisulan | Untuk menjaga bantal agar tidak pecah atau sobek. Tambahan lagi, tidak baik benda untuk meletakkan kepala diletakkan di bawah punggung |
Tidak boleh duduk di atas tangga ketika Maghrib | Kerasukan makhluk halus | Agar melaksanakan shalat maghrib |
Tidak boleh menggoyang kaki | Utang tidak terbayar | Mencegah dari kebiasaan menggoyangkan kaki |
Tidak boleh duduk di beranda tangga | payah rezeki | Akan menghalangi orang yang ingin turun naik atau melewati tangga |
Tidak boleh duduk di atas lesung | Dubur berkudis | Sangat tidak baik meletakkan punggung pada tempat yang digunakan untuk menghaluskan berbagai jenis bahan makanan |
Pantang Larang Ketika Berdiri
Pernyataan | Akibat | Logika |
Buang air kecil tidak boleh berdiri | Punggung akan dipegang oleh hantu | Karena jika kita buang air kecil berdiri proseder pundi kemih tidak berada dalam keadaan yang benar |
Jangan berdiri dengan kaki bertindihan | Rejeki akan jauh | Dikhawatirkan kaki yang tertindih itu akan sakit |
Pantang Larang Di Hutan
Pernyataan | Akibat | Logika |
Dilarang berbicara ketika berada di hutan | mendapat bencana | Untuk menghinddari dari gangguan binatang buas |
Dilarang menegur sesuatu yang aneh atau ganjil di hutan | Akan kerasukan atau mendapat musibah | Agar terhindar dari gangguan binatang dan gangguan makhluk halus |
Jangan bersiul di dalam hutan | Disambar hantu | Dikhawatirkan akan diganggu berbagai jenis binatang |
Jika terdengar sahutan di hutan, jangan dijawab | Pangggilan hantu | Dikhawatirkan suara tersebut adalah suara binatang yang akan membahayakan dirinya |
Jangan mengambil batu atau benda ganjil di hutan | Takut berpenunggu atau dihuni makhluk halus | Dikhawatirkan akan diganggu makhluk ghaib |
Jika sesat di hutan, jangan tidur di tepi sungai | Dimakan hantu | Dikhawatirkan binatang buas seperti buaya akan menyerang |
Pantang Larang Di Sungai
Pernyataan | Akibat | Logika |
Jika terlihat air berpusar, jangan dihampiri | Petanda buaya bergerak atau mengiring | Dikhawatirkan binatang berbahaya atau sesuatu yang berbahaya akan menimpa |
Dilarang membawa jeruk purut | Dimakan buaya | Jeruk purut tidak ada manfaatnya jika dibawa ke sungai |
Pantang Larang Di Kebun
Pernyataan | Akibat | Logika |
Tidak boleh makan berjalan di kebun | Segala tanaman di kebun akan habis dimakan binatang | Kebun sebagai tempat orang bekerja, dikhawatirkan jika ada yang makan berjalan akan mengganggu pekerjaan |
Pantang Larang Di Kuburan
Pernyataan | Akibat | Logika |
Tidak boleh bersenda gurau ketika memasuki daerah pemakaman | Akan ditegur makhluk halus | Sebaiknya berdoa untuk para ahli kubur |
Contoh-contoh pantang larang di atas diperoleh dari hasil wawancara antara penulis dengan informan yang merupakan orang Melayu yang tinggal di Karimun. Namun, wawancara tidak dilakukan secara langsung, karena penulis tidak berada di Karimun, sehingga untuk mendapatkan data dan informasi yang diinginkan, penulis mewawancarai informan melalui telephone. Penulis mendapatkan data diri informan dari anak mereka yang kuliah di Pekanbaru dan tinggal dalam sebuah asrama bersama penulis di Asrama Karimun, kemudian dengan adanya data diri dari informan, penulis bisa mengenal dam menghubungi informan untuk mendapatkan berbagai informasi mengenai pantang larang orang Melayu di Karimun. Menurut Informan, orang Melayu Karimun selalu mengingatkan anak cucunya supaya tidak melanggar pantang larang. Melanggar pantang larang samalah dengan tidak mendengar nasehat.
- Penutup
a. Simpulan
Disadari atau tidak oleh manusia (masyarakat melayu), pantang larang sangat melekat dalam kehidupan mereka. Hal ini disebabkan oleh pengaruh budaya dari generasi ke generasi yang mengamalkan pantang larang secara turun-temurun. Dengan kata lain, mulai dari orang tua, dewasa, remaja hingga anak-anak mengamalkan pantang larang yang telah diturunkan dari nenek moyang mereka. Pantang larang kerap kali dipatuhi oleh masyarakat melayu, karena menurut orang melayu, melanggar pantang larang samalah halnya dengan tidak mendengarkan nasehat.
Dalam pembahasan mengenai masalah-masalah mengenai pantang larang, penulis mengambil teori dari pendapat Yusriadi, dkk (2009:32) dalam www.pantang-larang-masyarakat-melayu.html2222.htm, yang mengklasifikasikan pantang larang menjadi 5 bagian. Kemudian, Nufnang (2007) dalam www.zappafly.com/zapaframe, mengklasifikasikan pantang larang menjadi 7 bagian. Selain itu, penulis juga mendapatkan informasi mengenai contoh-contoh pantang larang masyarakat Melayu di Karimun dari mahasiswa-mahasiswa Karimun yang menyatakan bahwa pantang larang tersebut berlaku bagi bayi, bagi anak-anak, bagi laki-laki, bagi perempuan, bagi wanita hamil, bagi pasangan yang akan menikah, serta pantang larang ketika makan, ketika tidur, ketika berdiri. Selain itu, pantang larang juga berlaku ketika kita berada di hitan, di sungai, dan di kuburan. Jadi, pantang larang ini tidak berlaku pada satu aspek saja.
Dari hasil penelitian bahwa pantang larang orang Melayu merupakan kepercayaan masyarakat Melayu zaman dahulu yang berkaitan dengan adat dan budaya warisan nenek moyang. Kebanyakan pantang larang diturunkan secara lisan dan turun kemurun. Pantang larang orang tua-tua bertujuan untuk mendidik masyarakat, khususnya generasi muda agar dapat membawa kepada penerapan nilai-nilai baik yang boleh diamalkan di dalam kehidupan. Apa yang dikatakan bukan untuk dipercayai, melainkan untuk dihayati pesan yang tersembunyi di sebalik pantang larang yang telah diperturunkan secara lisan dari zaman ke zaman. Pantang larang diamalkan oleh masyarakat Melayu bertujuan untuk mendidik masyarakat agar mengamalkan nilai-nilai murni dalam kehidupan mereka.
b. Saran
Ø Sebaiknya kita melestarikan setiap kebudayaan, tradisi, maupun adat, khususnya pantang larang, yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita, dengan cara mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, serta mempelajari memahami nasehat yang terkandung di dalamnya.
Ø Perkenalkan pantang larang yang sudah diamalkan oleh orang tua kita kepada generasi penerus, agar nasehat yang terkandung dalam pantang larang tersebut dapat bermanfaat dalam kehidupan kita. Memperkenalkan pantang karang tersebut dimulai dari keluarga, dan bagi seorang Guru bisa memperkenalkannya kepada para siswa di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Nufnang.2007.dalam www.zappafly.com/zapaframe, diakses pada 22 Juni 2010
Tim Penyusun Kamus. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Lampiran
Daftar Data Diri Informan atau Narasumber
1. Nama : Bambang Irawan
Umur : 44 tahun
Pekerjaan : PNS
Alamat : Tanjung Balai Karimun
2. Nama : Agus Salim
Umur : 49 tahun
Pekerjaan : Dis-Hub
Alamat : Jl. Garuda, Karimun
3. Nama : Erdi Yusuf
Umur : 48 tahun
Pekerjaan : pegawai swasta
Alamat : sungai Lakam, karimun
4. Nama : Nurochmad
Umur : 50 tahun
Pekerjaan : pegawai swasta
Alamat : Jl. Jend. Soeprapto, Meral, Karimun
5. Nama : Berti Murni
Umur : 42 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Sungai Lakam, Karimun
Daftar Pertanyaan yang Diajukan Kepada Narasumber
1. Sebutkan contoh-contoh pantang larang yang masih Anda amalkan dalam kehidupan Anda!
2. Berdasarkan contoh-contoh pantang larang yang masih Anda amalkan dalam kehidupan Anda, jelaskan akibat apabila seseorang melanggar atau tidak mematuhi pantang larang tersebut!
3. Jelaskan logika atau fakta yang sebenarnya terkandung dalam pernyataan pantang larang yang Anda amalkan dalam kehidupan Anda!
assalamualikm...
BalasHapus