Entri Populer

Rabu, 14 September 2011

hubungan setting dengan unsur signifikan lainnya






HUBUNGAN SETTING DENGAN UNSUR SIGNIFIKAN LAINNYA
Oleh: Sartini Dede Irawati dan Elsa Adrilla
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Semi (1998: 8) mengatakan “Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya.” Suatu karya sastra baik prosa maupun drama memiliki beberapa komponen atau bagian yang dapat mendukung terjalinnya suatu cerita atau peristiwa. Unsur yang mendukung karya sastra terbagi dua, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik karya sastra terdiri atas: (1) tema, (2) amanat, (3) alur, (4) latar, (5) gaya bahasa, (6) sudut pandang, (7) tokoh dan penokohan. Ketujuh unsur-unsur tesebut berpadu sehingga membentuk suatu jalinan cerita.
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar cerita, tetapi ia menjadi bahan untuk terciptanya suatu cerita atau peristiwa. Unsur ekstrinsik mencakup segala sisi kehidupan manusia seperti masalah sosial, ekonomi, pendidikan, politik, budaya, dan sebagainya.
Kedua unsur yang ada pada karya sastra ini merupakan hal yang menarik dikaji secara ilmiah. Namun dalam makalah ini, penulis hanya mengkaji hubungan setting dengan unsure signifikan lainnnya. Dalam hal ini, unsur-unsur intrinsik karya sastra menjadi pedoman pengkajian. Karya sastra yang dianalisis adalah novel Sukreni Gadis Bali karya A.A. Panji Tisna. Dari novel tersebut, penulis hanya akan memfokuskan pada hubungan latar/setting dengan unsur intrinsik lainnya, yaitu hubungan setting dengan tema, hubungan setting dengan gaya bahasa, hubungan setting dengan tokoh dan penokohan, hubungan setting dengan alur, hubungan setting dengan sudut pandang, dan hubungan setting dengan amanat.
Penulis mempunyai alasan mengapa memilih latar/setting dari ketujuh unsur intrinsic yang dijadikan unsure yang dihubungkan dengan unsure signifikan lainnya. Latar/setting merupakan unsur yang paling dominan dalam karya sastra, sehingga latar/setting tentu akan mempengaruhi unsur intrinsik lainnya. Untuk itu, penulis akan membahas hubungan latar/setting dengan unsur signifikan lainnya tersebut.

1.2  Pembatasan Masalah
Batasan masalah perlu dibuat mengefektifkan suatu penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Surakhmad (1990: 36) “Sebuah masalah yang dirumuskan tidak umum dan terlalu luas tidak pernah dipakai sebagai masalah penyelidikan. Oleh karena itu, tidak pernah jelas batas-batas masalah itu.” Oleh sebab itu, masalah perlu pula memenuhi syarat dalam perumusan terbatas.
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.      Bagaimanakah hubungan setting dengan hubungan sosial dalam novel Sukreni Gadis Bali karya A.A. Panji Tisna?
2.      Bagaimanakah hubungan setting dengan tema dalam novel Sukreni Gadis Bali karya A.A. Panji Tisna?
3.      Bagaimanakah hubungan setting gaya bahasa dalam novel Sukreni Gadis Bali karya A.A. Panji Tisna?
4.      Bagaimanakah hubungan setting dengan tokoh dan penokohan dalam novel Sukreni Gadis Bali karya A.A. Panji Tisna?

1.3  Tujuan
Tujuan penulis menganalisis  novel Sukreni Gadis Bali karya A.A. Panji Tisna untuk menemukan jawaban terhadap permasalah yang telah diuraikan pada bagian atas:
1.      Memaparkan  hubungan setting dengan hubungan sosial novel Sukreni Gadis Bali karya A.A. Panji Tisna
2.      Memaparkan  hubungan setting dengan tema  novel Sukreni Gadis Bali karya A.A. Panji Tisna
3.      Memaparkan  hubungan setting dengan gaya bahasa novel Sukreni Gadis Bali karya A.A. Panji Tisna
4.      Memaparkan  hubungan setting dengan tokoh dan penokohan  novel Sukreni Gadis Bali karya A.A. Panji Tisna

1.4  Manfaat
1.      Manfaat teoritis dari analisis ini adalah untuk pengembangan ilmu sastra di Indonesia. Khususnya dalam bidang genre novel, apalagi dalam bidang penerapan teori prosa untuk kajian ilmiah, khususnya kajian mengenai hubungan antar unsur-unsur intrinsik sastra.
2.      Manfaat praktis dari analisis ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pembaca dalam memahami novel dengan memahami hunfungan antar unsure-unsur intrinsic novel, baik pembaca di lingkungan pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat umum yang berminat pada pemahaman novel.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1.      Landasan Teori
Konsep Mengenai Sastra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar